Langsung ke konten utama

Postingan

Bersepeda

Postingan terbaru

Efek Kupu-Kupu Dalam Beramal

Ada yang tau efek kupu-kupu? Butterfly Effects kalau bahasa sundanya. Sebuah teori yang menyatakan kalau sebuah kepakan kupu-kupu di brazil bisa bikin badai di USA. Gila? Nggak juga ah. Teori ini bermula dari seorang ilmuwan bernama Edward Norton Lorenz saat dia sedang melakukan perhitungan. Semula perhitungan yang dia ingin lakukan sampai 6 digit di belakang koma. Tapi dikarenakan sempitnya waktu, dia hanya melakukan 3 digit saja di belakang koma. Setelah perhitungan pertama selesai, dia lakukan perhitungan selanjutnya, tapi hanya 3 angka di belakang koma begitu seterusnya. Pada suatu waktu, dia mencoba menghitung kembali perhitungan yang sama namun lebih teliti dengan mencantumkan 6 digit di belakang koma dan hasilnya mencengangkan. Hasil akhir perhitungan tersebut sangat berbeda dari hasil perhitungan dia saat hanya 3 digit saja. Kemudian beliau mempublikasikan temuannya ini di tahun 1963 dan menyatakan bahwa bisa saja seekor kupu-kupu membuat efek domino dari kepakan sayapnya yan

Tere Liye: “Karena Penulis yang Baik Menemukan Sudut Pandang Spesial”

Disclaimer: Tulisan ini merupakan tulisan dari salah satu peserta, yakni Rinta Wulandari (Link sosial media akan disertakan di bagian akhir tulisan). Saya memasukkannya ke dalam blog pribadi saya sebagai pengingat waktu bahwa pada waktu itu saya pernah ikut serta jadi salah satu panitia dalam kegiatan ini. Sebagai apa? Itu tidak penting. Yang terpenting adalah banyak peserta yang terinspirasi. Salah satunya Mbak Rinta Wulandari ini. Semoga bermanfaat Link sumber dari tulisan ini ( Kompasiana ) Foto Spanduk Kegiatan. Sumber Foto : Rinta Wulandari Hari ini, minggu(10/11/2013). Aku sudah sampai di Polinela, tepatnya sebelah GSG nya, ada ruangan pertemuan. Di depannya sudah tampak para panitia, dan tumpukkan buku. Ah iya, Forum Lingkar Pena, ahad ini mengadakan taman baca keliling di acara talk show nya Tere-Liye. Memang tak habis ide, dalam menerbitkan selera baca bagi para pengunjung. Di ujung sebelah sana, ada penjualan buku juga, obral buku yang diadakan oleh panitia acara d

Cintaku di Pulau Seberang

Kali ini menjalani episode harus LDR an dengan dua akhwat (dan satu lagi menyusul, ikhwan atau akhwat itu urusan Allah). Dan secara berkala menjalani episode Merak Leuwipanjang dilanjut Bakauheni Rajabasa. Kadang via Tol cipularang. Mungkin juga nanti akan ada episode via puncak naik roda dua. Capek? Ah nggak juga. Alhamdulillah ada Sabtu Ahad waktu tersisa. Walau pulang masih kapan tapi schedule udah penuh duluan. Sampai perjalanan pun harus dijadwal persis jam per jam nya. Ya mau gimana lagi, tapi seru dijalani. 400KM inilah yang membentuk diriku saat ini. Jalan yang memberikanku banyak pelajaran. Hikmah safar. Jika ingin bertanya mana foto selfie kami? Hmm, terlalu sibuk menjalani waktu berharga ini, sering lupa buat mengabadikannya via smartphone 😅 Nb: foto Pelabuhan Bakauheni. Gunung yang keliatan paling tinggi itu, Gunung Rajabasa, dekat Kalianda. Rajabasa tempat saya masih jauh, 100KM lagi. Tempat yang cukup terkenal bagi orang jawa 🤣

Arti dari Berterimakasih

Ahad kemarin ada kejadian yang sama-sama dirasakan oleh masyarakat di Pulau Jawa. Padam listrik di sebagian besar Jawa Barat, Jabodetabek. Banyak kegiatan yang terhenti, minimal tersendat. Ada yang sedang acara resepsi nikahan, dangdutannya tertunda. Ada yang sedang di simpang jalan terjebak macet karena lampu lalu lintas juga ikutan beristirahat di waktu itu. Ada yang bingung gimana masak nasi, pergi ke warteg atau rumah makan padang yang ternyata sama saja gak punya stok nasi karena mati lampu. Ada yang sulit komunikasi, karena BTS telekomunikasi juga mau merasakan bagaimana rasanya istirahat. Dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang cukup unik karena bagi masyarakat Pulau Jawa itu kejadian yang sangat langka. Berbeda dengan waktu saya di Lampung dulu yang sering terjadi pemadaman listrik. Tagline MatiLampu sempat jadi trending topic twitter yang mendunia. Beberapa media luar negeri juga membahas hal ini. Sungguh luar biasa efek domino yang terjadi. Andai saat di Sumatera mati lam

Merak Bakauheni

Merak Bakauheni numpak kapal, kapale fery. Adalah penggalan lagu dari Didi Kempot yang berjudul Kopi Lampung. Sudah jadi semacam kewajiban bagi yang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera ataupun sebaliknya akan melewati Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Dahulu kala sebelum ada Pelabuhan Bakauheni, bagi yang ingin ke Pulau Sumatera dari Pulau Jawa harus dilalui via Pelabuhan Panjang. Namun semenjak 1981 Pelabuhan Bakauheni dibuat, penyebrangan ke Pulau Jawa difokuskan ke Pelabuhan Bakauheni tidak lagi via Pelabuhan Panjang. Meskipun belakangan ini mulai ada kembali penyebrangan dari Pelabuhan Panjang ke Pulau Jawa via Pelabuhan Tanjung Priok. Bedanya kalau yang dahulu penyebrangan lebih difokuskan ke daerah Srengsem, sekarang difokuskan ke Pelabuhan Panjang. Uniknya, dermaga yang dipakai adalah dermaga lama yang lokasinya sudah ada sedari jaman Belanda. Yakni Dermaga (lupa nomor berapa) yang berada di sebelah Kantor Kepanduan Pelabuhan Panjang. Bagi orang Sumatera perantauan sepert

Travel Lampung vs Travel Bandung

Di Bandung, Travel itu rata-rata atau mungkin hampir semuanya pakai elf, kursinya sudah modifikasi kayak kursi di bis. Walau legroom nya untuk yang setinggi saya (170cm an) bakal ngerasa sempit, tapi setidaknya nggak sampai membuat jadi claustrophobia. Supir nggak pernah nyetel musik selama perjalanan. Jadi masing-masing penumpang bagi yang punya headset bisa memilih lagu yang disukainya, via handphone masing-masing tentunya, pakai kuota masing-masing kalau mutarnya dari spotify atau youtube. Penumpang naik dan turun pada tempat yang semestinya, dari pool ke pool. Meskipun cukup merepotkan juga bagi yang sedang nyari alamat, tidak bisa diantarkan sampai depan pintu gerbang. Tapi angkutan umum di Bandung 24 jam kok, masih bisa cari angkot lewat jam 9 malam. di Lampung, travel itu rata-rata mobil 7 seater. Kalau bukan Avanza, ya APV, atau Grandmax / Luxio. Tapi jangan pernah berharap mobil itu benar-benar dipake untuk 7 orang. Sebelah supir, isi 2 orang, baris kedua yang seharusny