Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Cintaku di Pulau Seberang

Kali ini menjalani episode harus LDR an dengan dua akhwat (dan satu lagi menyusul, ikhwan atau akhwat itu urusan Allah). Dan secara berkala menjalani episode Merak Leuwipanjang dilanjut Bakauheni Rajabasa. Kadang via Tol cipularang. Mungkin juga nanti akan ada episode via puncak naik roda dua. Capek? Ah nggak juga. Alhamdulillah ada Sabtu Ahad waktu tersisa. Walau pulang masih kapan tapi schedule udah penuh duluan. Sampai perjalanan pun harus dijadwal persis jam per jam nya. Ya mau gimana lagi, tapi seru dijalani. 400KM inilah yang membentuk diriku saat ini. Jalan yang memberikanku banyak pelajaran. Hikmah safar. Jika ingin bertanya mana foto selfie kami? Hmm, terlalu sibuk menjalani waktu berharga ini, sering lupa buat mengabadikannya via smartphone 😅 Nb: foto Pelabuhan Bakauheni. Gunung yang keliatan paling tinggi itu, Gunung Rajabasa, dekat Kalianda. Rajabasa tempat saya masih jauh, 100KM lagi. Tempat yang cukup terkenal bagi orang jawa 🤣

Arti dari Berterimakasih

Ahad kemarin ada kejadian yang sama-sama dirasakan oleh masyarakat di Pulau Jawa. Padam listrik di sebagian besar Jawa Barat, Jabodetabek. Banyak kegiatan yang terhenti, minimal tersendat. Ada yang sedang acara resepsi nikahan, dangdutannya tertunda. Ada yang sedang di simpang jalan terjebak macet karena lampu lalu lintas juga ikutan beristirahat di waktu itu. Ada yang bingung gimana masak nasi, pergi ke warteg atau rumah makan padang yang ternyata sama saja gak punya stok nasi karena mati lampu. Ada yang sulit komunikasi, karena BTS telekomunikasi juga mau merasakan bagaimana rasanya istirahat. Dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang cukup unik karena bagi masyarakat Pulau Jawa itu kejadian yang sangat langka. Berbeda dengan waktu saya di Lampung dulu yang sering terjadi pemadaman listrik. Tagline MatiLampu sempat jadi trending topic twitter yang mendunia. Beberapa media luar negeri juga membahas hal ini. Sungguh luar biasa efek domino yang terjadi. Andai saat di Sumatera mati lam

Merak Bakauheni

Merak Bakauheni numpak kapal, kapale fery. Adalah penggalan lagu dari Didi Kempot yang berjudul Kopi Lampung. Sudah jadi semacam kewajiban bagi yang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera ataupun sebaliknya akan melewati Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Dahulu kala sebelum ada Pelabuhan Bakauheni, bagi yang ingin ke Pulau Sumatera dari Pulau Jawa harus dilalui via Pelabuhan Panjang. Namun semenjak 1981 Pelabuhan Bakauheni dibuat, penyebrangan ke Pulau Jawa difokuskan ke Pelabuhan Bakauheni tidak lagi via Pelabuhan Panjang. Meskipun belakangan ini mulai ada kembali penyebrangan dari Pelabuhan Panjang ke Pulau Jawa via Pelabuhan Tanjung Priok. Bedanya kalau yang dahulu penyebrangan lebih difokuskan ke daerah Srengsem, sekarang difokuskan ke Pelabuhan Panjang. Uniknya, dermaga yang dipakai adalah dermaga lama yang lokasinya sudah ada sedari jaman Belanda. Yakni Dermaga (lupa nomor berapa) yang berada di sebelah Kantor Kepanduan Pelabuhan Panjang. Bagi orang Sumatera perantauan sepert