Ahad kemarin ada kejadian yang sama-sama dirasakan oleh masyarakat di Pulau Jawa. Padam listrik di sebagian besar Jawa Barat, Jabodetabek. Banyak kegiatan yang terhenti, minimal tersendat. Ada yang sedang acara resepsi nikahan, dangdutannya tertunda. Ada yang sedang di simpang jalan terjebak macet karena lampu lalu lintas juga ikutan beristirahat di waktu itu. Ada yang bingung gimana masak nasi, pergi ke warteg atau rumah makan padang yang ternyata sama saja gak punya stok nasi karena mati lampu. Ada yang sulit komunikasi, karena BTS telekomunikasi juga mau merasakan bagaimana rasanya istirahat. Dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang cukup unik karena bagi masyarakat Pulau Jawa itu kejadian yang sangat langka. Berbeda dengan waktu saya di Lampung dulu yang sering terjadi pemadaman listrik.
Tagline MatiLampu sempat jadi trending topic twitter yang mendunia. Beberapa media luar negeri juga membahas hal ini. Sungguh luar biasa efek domino yang terjadi. Andai saat di Sumatera mati lampu juga sampai diberitakan Reuturs.
Namun di balik itu semua tentu ada hikmahnya. Banyak hal yang ternyata bisa ya dilakukan tanpa listrik. Ada yang jalan-jalan sore. Ada yang bercengkrama dengan tetangga. Ada yang mandi di sungai. Ada yang ramai-rama antri air, tentunya sambil ngobrol sesama bapak atau ibu yang ikut antri. Sebuah hal yang pastinya sangat jarang terjadi dijaman modern ini. Di mana teknologi/listrik mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. juga tentang hikmah betapa berharganya sesuatu itu di saat sesuatu itu tidak lagi ada di kehidupan kita. Berapakah dari kita yang pernah mensyukuri kehadiran listrik di kehidupan kita?
Usai tagline MatiLampu muncul tagline Terimakasih PLN. Ungkapan rasa syukur netizen kepada para pengendali listrik ini. Tidak sedikit yang menceritakan kisah haru saat listrik hidup. Juga yang menceritakan kisah sulitnya saat listrik tidak ada. Namun juga banyak yang mencaci tagline ini.
"Kan mereka itu dibayar pakai gaji! Ngapain ngucapin terimakasih!"
Iya, mereka memang digaji, dibayar. Namun perjuangan mereka bukan hanya sebatas tugas kerja. Ada yang tentunya sedang berakhir pekan dengan keluarga tapi langsung berangkat tugas demi kebutuhan banyak orang. Ada yang harus merantau jauh dari keluarga, demi menghidupi keluarganya dan juga demi kita bisa menyalakan magic com di pojokan kosan.
Sudah pernahkah kita berterimakasih kepada orang di sekitar kita? Para petugas kebersihan, yang setiap harinya membersihkan lingkungan agar jadi bersih. Kalau bicara gaji, mungkin saja mereka akan memilih pekerjaan yang lain. Pramusaji, yang dengan telaten membersihkan meja makan kita. Iya mereka memang digaji, tapi apa susahnya kita membereskan sendiri meja makan kita? Setidaknya tidak menambah beban kerja mereka. Pernahkah kita berterimakasih atas pekerjaan orang lain yang banyak membantu kita, meskipun kita membayar jasanya? Karena, meskipun hanya ucapan Terima Kasih, itu akan membuat hati mereka bahagia menjalankan tugas-tugas mereka yang berat.
Tagline MatiLampu sempat jadi trending topic twitter yang mendunia. Beberapa media luar negeri juga membahas hal ini. Sungguh luar biasa efek domino yang terjadi. Andai saat di Sumatera mati lampu juga sampai diberitakan Reuturs.
Namun di balik itu semua tentu ada hikmahnya. Banyak hal yang ternyata bisa ya dilakukan tanpa listrik. Ada yang jalan-jalan sore. Ada yang bercengkrama dengan tetangga. Ada yang mandi di sungai. Ada yang ramai-rama antri air, tentunya sambil ngobrol sesama bapak atau ibu yang ikut antri. Sebuah hal yang pastinya sangat jarang terjadi dijaman modern ini. Di mana teknologi/listrik mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. juga tentang hikmah betapa berharganya sesuatu itu di saat sesuatu itu tidak lagi ada di kehidupan kita. Berapakah dari kita yang pernah mensyukuri kehadiran listrik di kehidupan kita?
Usai tagline MatiLampu muncul tagline Terimakasih PLN. Ungkapan rasa syukur netizen kepada para pengendali listrik ini. Tidak sedikit yang menceritakan kisah haru saat listrik hidup. Juga yang menceritakan kisah sulitnya saat listrik tidak ada. Namun juga banyak yang mencaci tagline ini.
"Kan mereka itu dibayar pakai gaji! Ngapain ngucapin terimakasih!"
Iya, mereka memang digaji, dibayar. Namun perjuangan mereka bukan hanya sebatas tugas kerja. Ada yang tentunya sedang berakhir pekan dengan keluarga tapi langsung berangkat tugas demi kebutuhan banyak orang. Ada yang harus merantau jauh dari keluarga, demi menghidupi keluarganya dan juga demi kita bisa menyalakan magic com di pojokan kosan.
Sudah pernahkah kita berterimakasih kepada orang di sekitar kita? Para petugas kebersihan, yang setiap harinya membersihkan lingkungan agar jadi bersih. Kalau bicara gaji, mungkin saja mereka akan memilih pekerjaan yang lain. Pramusaji, yang dengan telaten membersihkan meja makan kita. Iya mereka memang digaji, tapi apa susahnya kita membereskan sendiri meja makan kita? Setidaknya tidak menambah beban kerja mereka. Pernahkah kita berterimakasih atas pekerjaan orang lain yang banyak membantu kita, meskipun kita membayar jasanya? Karena, meskipun hanya ucapan Terima Kasih, itu akan membuat hati mereka bahagia menjalankan tugas-tugas mereka yang berat.
Komentar