Langsung ke konten utama

Cintaku di Pulau Seberang

Kali ini menjalani episode harus LDR an dengan dua akhwat (dan satu lagi menyusul, ikhwan atau akhwat itu urusan Allah). Dan secara berkala menjalani episode Merak Leuwipanjang dilanjut Bakauheni Rajabasa. Kadang via Tol cipularang. Mungkin juga nanti akan ada episode via puncak naik roda dua. Capek? Ah nggak juga. Alhamdulillah ada Sabtu Ahad waktu tersisa. Walau pulang masih kapan tapi schedule udah penuh duluan. Sampai perjalanan pun harus dijadwal persis jam per jam nya. Ya mau gimana lagi, tapi seru dijalani. 400KM inilah yang membentuk diriku saat ini. Jalan yang memberikanku banyak pelajaran. Hikmah safar.
Jika ingin bertanya mana foto selfie kami? Hmm, terlalu sibuk menjalani waktu berharga ini, sering lupa buat mengabadikannya via smartphone 😅



Nb: foto Pelabuhan Bakauheni. Gunung yang keliatan paling tinggi itu, Gunung Rajabasa, dekat Kalianda. Rajabasa tempat saya masih jauh, 100KM lagi. Tempat yang cukup terkenal bagi orang jawa 🤣

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersepeda

Sudah sebulan saya merubah pola transportasi harian saya. Dari yang semula full menggunakan motor, menjadi menggunakan sepeda. Bahkan pada awalnya saya berubah total menggunakan sepeda, karena sepeda motor mengalami kerusakan. Kini sesekali menggunakan motor dengan tetap bersepeda sebagai mode transportasi utama. Semua bermula dari salah satu challenge dari Aa Gym kepada seluruh Santri Karya. Inti challenge tersebut adalah Aa Gym akan membelikan sepeda bagi 10 orang yang bersedia berangkat kantor menggunakan sepeda. Semula saya ragu, apa sanggup buat bersepeda dari rumah ke kantor. Namun setelah melihat salah seorang teman, Mas Wahyono, yang jarak rumahnya lebih jauh dari saya, keberanian pun muncul. Terpilihlah saya menjadi salah satu dari 10 orang yang mendapatkan sepeda. Element Ecosmo 7+, sepeda yang penulis pakai sehari-hari. Bersepeda itu membutuhkan konsistensi, bukan hanya sekedar musiman. Sudah capek, kapok. Tidak seperti itu. Memang kita harus tetap memperhatikan ko

Merak Bakauheni

Merak Bakauheni numpak kapal, kapale fery. Adalah penggalan lagu dari Didi Kempot yang berjudul Kopi Lampung. Sudah jadi semacam kewajiban bagi yang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera ataupun sebaliknya akan melewati Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Dahulu kala sebelum ada Pelabuhan Bakauheni, bagi yang ingin ke Pulau Sumatera dari Pulau Jawa harus dilalui via Pelabuhan Panjang. Namun semenjak 1981 Pelabuhan Bakauheni dibuat, penyebrangan ke Pulau Jawa difokuskan ke Pelabuhan Bakauheni tidak lagi via Pelabuhan Panjang. Meskipun belakangan ini mulai ada kembali penyebrangan dari Pelabuhan Panjang ke Pulau Jawa via Pelabuhan Tanjung Priok. Bedanya kalau yang dahulu penyebrangan lebih difokuskan ke daerah Srengsem, sekarang difokuskan ke Pelabuhan Panjang. Uniknya, dermaga yang dipakai adalah dermaga lama yang lokasinya sudah ada sedari jaman Belanda. Yakni Dermaga (lupa nomor berapa) yang berada di sebelah Kantor Kepanduan Pelabuhan Panjang. Bagi orang Sumatera perantauan sepert

Tere Liye: “Karena Penulis yang Baik Menemukan Sudut Pandang Spesial”

Disclaimer: Tulisan ini merupakan tulisan dari salah satu peserta, yakni Rinta Wulandari (Link sosial media akan disertakan di bagian akhir tulisan). Saya memasukkannya ke dalam blog pribadi saya sebagai pengingat waktu bahwa pada waktu itu saya pernah ikut serta jadi salah satu panitia dalam kegiatan ini. Sebagai apa? Itu tidak penting. Yang terpenting adalah banyak peserta yang terinspirasi. Salah satunya Mbak Rinta Wulandari ini. Semoga bermanfaat Link sumber dari tulisan ini ( Kompasiana ) Foto Spanduk Kegiatan. Sumber Foto : Rinta Wulandari Hari ini, minggu(10/11/2013). Aku sudah sampai di Polinela, tepatnya sebelah GSG nya, ada ruangan pertemuan. Di depannya sudah tampak para panitia, dan tumpukkan buku. Ah iya, Forum Lingkar Pena, ahad ini mengadakan taman baca keliling di acara talk show nya Tere-Liye. Memang tak habis ide, dalam menerbitkan selera baca bagi para pengunjung. Di ujung sebelah sana, ada penjualan buku juga, obral buku yang diadakan oleh panitia acara d